Beranda | Artikel
Sifat yang Mesti Dimiliki Penuntut Ilmu - Syaikh Saad al-Khatslan #NasehatUlama
Senin, 29 Agustus 2022

Akhlak ini mungkin saja terlewatkan oleh sebagian penuntut ilmu,
sehingga ia berinteraksi dengan orang lain dengan cuek dan kasar,
sehingga orang lain pun menghindar darinya.

Oleh sebab itu, seorang penuntut ilmu harus memiliki akhlak yang baik, sikap yang mulia,
rendah hati, mudah bergaul, lemah lembut, dan mudah memaafkan,
serta tampak darinya akhlak yang terpuji.

Allah Ta’ala telah berfirman kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, “… sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar …” Lanjutkan ayat ini!

“… tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159)

Meskipun apa yang kamu katakan itu benar,
bahkan apa yang kamu katakan itu merupakan wahyu,
akan tetapi jika kamu bersikap keras lagi berhati kasar, maka mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.

Meskipun cara bicaramu itu meyakinkan dan ucapanmu itu benar,
akan tetapi itu semua dibarengi dengan sikap kasar dan keras, maka orang lain tidak akan menerima itu darimu.

“… sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”

Ketika Allah Ta’ala mengutus Nabi Musa dan Harun kepada orang yang paling zalim sepanjang sejarah, Fir’aun
yang mengaku sebagai Tuhan dengan berkata, “Akulah Tuhanmu yang paling tinggi.”

Allah tetap berfirman kepada Nabi Musa dan Harun, “Berbicaralah kepadanya dengan kata-kata yang lembut,
mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (QS. Taha: 44)

=====

وَهَذِه رُبَّمَا تَفُوتُ بَعْضَ طُلَّابِ الْعِلْمِ

يَتَعامَلُ مَعَ النَّاسِ بِجَفَاءٍ وَبِغِلْظَةٍ

فَيَنْفِرُ النَّاسُ مِنْهُ

فَلَا بُدَّ أَنْ يَكُونَ طَالِبُ الْعِلْمِ حَسَنَ الأَخْلاَقِ كَرِيمَ التَّعَامُلِ

مُتَوَاضِعًا هَيِّنًا لَيِّنًا سَمْحًا

وَأَنْ يَظْهَرَ عَلَيْهِ حُسْنُ الْخُلُقِ

وَاللهُ تَعَالَى يَقُولُ لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ أَكْمِلِ الْآيَةَ

لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

حَتَّى لَوْ كَانَ مَا تَقُولُهُ حَقًّا

بَلْ حَتَّى لَوْ كَانَ مَا يُقَالُ وَحْيًا

لَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

فَلَوْ كَانَ خِطَابُكَ مُقْنِعًا وَكَلَامُكَ حَقًّا

وَلَكِنْ كَانَ ذَلِكَ مَصْحُوبًا بِفَظَاظَةٍ وَغِلْظَةٍ لَنْ يَقْبَلَ النَّاسُ مِنْكَ

وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

وَلَمَّا أَرْسَلَ اللهُ تَعَالَى مُوسَى وَهَارُونَ إِلَى أَكْبَرِ طَاغِيَةٍ فِي التَّارِيخِ فِرْعَوْنَ

الَّذِي ادَّعَى مَقَامَ الرُّبُوبِيَّةِ قَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَى

قَالَ اللهُ لَهُمَا فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا

لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى


Artikel asli: https://nasehat.net/sifat-yang-mesti-dimiliki-penuntut-ilmu-syaikh-saad-al-khatslan-nasehatulama/